Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan
perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan
bumi.
Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein
("menulis", atau "menjelaskan").
Geografi
lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi
tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di
situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada
ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau
manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi
itu.
Prinsip pemetaan
Peta
dunia Ptolemy yang disusun kembali dari Geographia Ptolemeus (sekitar 150) di
abad ke-15, mengindikasikan "Sinae" (Cina) di ekstrem kanan, luar
pulau "Taprobane" (Sri Lanka, besar) dan "Aurea
Chersonesus" (Asia Tenggara)
Ptolemeus
juga merancang dan menyediakan petunjuk tentang cara membuat peta dunia yang
dihuni (oikoumenè) dan
provinsi Romawi. Pada bagian kedua dari buku Geographia ia memberikan daftar
topografi yang diperlukan, dan keterangan untuk peta. Oikoumenè Nya membentang
180 derajat garis bujur dari kepulauan Canary di Samudra Atlantik ke Cina, dan
sekitar 80 derajat lintang dari Arktik, India timur sampai jauh ke Afrika; Ptolemeus
menyadari bahwa ia mengetahui hanya seperempat dari seluruh dunia .
Sejarah Geografi
Bangsa
Yunani
adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi,
dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus,
Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus
dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi
memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan
menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus,
deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat
pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator
dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut
menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk
Persi.
Pada
Zaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi,
Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan
Romawi. Dengan perjalanan Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama
zaman Renaissance dan pada abad ke-16
dan 17
banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detil
yang lebih akurat. Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan
peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.
Setelah
abad ke-18
geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian
dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris dan Berlin), tetapi
tidak di Inggris
dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu
karya besar zaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta,
oleh Alexander vom Humboldt.
Determinisme
lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan
budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter,
Ellen Churchill Semple
dan Ellsworth Huntington.
Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat di
daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya perubahan pada tekanan
udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas". Ahli
geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh.
Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai
landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering
memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu geografer
kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim
alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi
regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat. Ahli
geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang
suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa
wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.
Revolusi
kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu
(sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik.
Revolusioner kuantitatif, sering disebut "kadet angkasa", menyatakan
bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan
keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika - terutama statistika - sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi
kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan Sistem
Informasi Geografis.
Walaupun
pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam
geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas
positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar
belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan
pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat. Pengaruh lainnya adalah
geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx
dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan
geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya,
menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir dari geografi kritis
adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori pos-modernis
dan pos-strukturalis
untuk menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.
Metode
Hubungan
keruangan merupakan kunci pada ilmu sinoptik
ini, dan menggunakan peta sebagai perangkat utamanya. Kartografi klasik digabungkan dengan pendekatan analisis geografis
yang lebih modern kemudian menghasilkan Sistem
Informasi Geografis (SIG) yang berbasis komputer.
Geografer
menggunakan empat pendekatan:
Sistematis - Mengelompokkan pengetahuan geografis
menjadi kategori yang kemudian dibahas secara global
Regional - Mempelajari hubungan sistematis antara
kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas planet.
Deskriptif - Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu
masalah dan populasinya.
Analitis - Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah dan
populasi tersebut pada wilayah geografis tertentu.
] Geografi fisik
Geografi manusia
Cabang
geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial,
aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia
beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transformasi
makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi
ekonomi, geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk
geografi kota), geografi feminisme dan geografi militer.
Geografi manusia-lingkungan
Selama
masa determinisme lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan
keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia dan lingkungannya berinteraksi.
walaupun paham determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada
tradisi kuat di antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan
alam. Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan
politik dam penelitian risiko-bencana. banyak lingkungan yang sudah dirusak
oleh manusia, seharusnya sudah menjadi tugas manusia yang harus menjaga dan
melestarikan lingkungan, mungkin alam sudah tidak ankan kuat bertahan lagi.
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Cabang
Geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada sekitar tahun
1980-an oleh para Geografiwan Eropa, terutama dari Nederland. Saat kerjasama
Universitas antar kedua negara dilakukan, sejumlah ahli Geografi asal Belanda
ikut serta dalam program pencangkokan dosen di UGM. Hasilnya adalah lahirnya
program studi baru bernama Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan
sekarang lebih dikenal dengan Program Studi Pengembangan Wilayah. Sebelum berdiri menjadi disiplin tersendiri yang memadukan
Ilmu Geografi dengan Ilmu Perencanaan Wilayah, proyek ini dikenal dengan nama
Rural and Regional Development Planning (RRDP). Selain itu dapat dijelaskan
bahwa perencanaan dan pengembangan wilayah dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu
sosial terutama terkait dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat,
sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep dan teori-teori sosial yang
ada.
Ekologi budaya dan politik
Ekologi
budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer
pada geografi dan pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia beradaptasi
dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan
(sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik bangkit
ketika beberapa geografer menggunakan aspek geografi kritis
untuk melihat hubungan kekuatan alam dan bagaimana pengaruhnya terhadap
manusia. Misalnya, studi yang berpengaruh oleh Micahel Watts
berpendapat bahwa kelaparan di Sahel
disebabkan oleh perubahan sistem politik dan ekonomi
di wilayah itu sebagai hasil dari kolonialisme dan menyebarnya praktek kapitalisme.
Penelitian risiko-bencana
Penelitian
pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe,
yang mencoba memahami mengapa orang tinggal dataran banjir yang mudah terkena
bencana. Sejak itu, bidang ini berkembang menjadi multi disiplin dengan
mempelajari bencana alam (seperti gempa bumi) dan bencana teknologi (seperti kebocoran reaktor nuklir). Geografer yang mempelajari bencana tertarik pada dinamika
bencana dan bagaimana manusia dan masyarakat menghadapinya.
Geografi sejarah
Cabang
ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang
dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari
banyak kunci atas bidang ini - banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat
dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.
Ada
apa dibalik nama? Geografi sejarah dan kampus Berkeley
"Geografi
Sejarah" tentu saja merupakan akibat timbal-balik dari geografi dan
sejarah. Tetapi di Amerika Serikat, mempunyai arti yang yang lebih spesifik.
Nama ini dikenalkan oleh Carl Ortwin Sauer
dari Universitas California, Berkeley dengan programnya mereorganisasi geografi budaya (beberapa
orang menyebutkan semua geografi) pada semua wilayah, dimulai pada awal abad
ke-20.
Bagi
Sauer, muka bumi dan budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika mempelajari
semua pengaruhnya (fisik, budaya, ekonomi, politik, lingkungan) menurut
sejarah. Sauer menekankan kajian wilayah sebagai satu-satunya cara untuk
mendapatkan kekhususan pada wilayah di atas bumi.
Filosofi
Sauer merupakan pembentuk utama pemikiran geografi di Amerika pada pertengahan
abad ke-20. Sampai sekarang kajian wilayah masih menjadi bagian departemen
geografi di kampus-kampus di AS. Tetapi banyak geografer beranggapan ini akan
membahayakan ilmu geografi itu sendiri untuk jangka panjang: penyebabnya adalah
terlalu banyak pengumpulan data dan klasifikasi, sementara analisis dan
penjelasannya terlalu sedikit. Studi ini menjadi lebih spesifik pada wilayah
sementara geografer angkatan berikutnya berusaha mencari nama yang tepat untuk
ini. Mungkin ini yang menyebabkan krisis 1950-an pada geografi yang hampir menghancurkannya sebagai disiplin akademis.
Teknik Geografis
Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh
merupakan terjemahan dari istilah remote sensing,
adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi
mengenai objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi tanpa
kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media
perekam objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari
gelombang elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk
citra. Pengertian 'tanpa kontak langsung' di sini dapat diartikan secara sempit
dan luas. Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek
dengan analis, misalnya ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi
menjadi peta distribusi temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas
berarti bahwa kontak dimungkinkan dalam bentuk aktivitas 'ground truth',
yaitu pengumpulan sampel lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui
interpolasi dan ekstrapolasi pada wilayah yang jauh lebih luas dan pada
kerincian yang lebih tinggi.
Pada
awalnya penginderaan jauh kurang dipandang sebagai bagian dari geografi,
dibandingkan kartografi. Meskipun demikian, lambat laun disadari bahwa penginderaan
jauh merupakan satu-satunya alat utama dalam geografi yang mampu memberikan synoptic overview
--pandangan secara ringkas namun menyeluruh-- atas suatu wilayah sebagai titik
tolak kajian lebih lanjut. Penginderaan jauh juga mampu menghasilkan berbagai
macam informasi keruangan dalam konteks ekologis dan
kewilayahan yang menjadi ciri kajian geografis. Di samping itu, dari sisi
persentasenya, pendidikan penginderaan jauh di Amerika Serikat, Australia dan Eropa lebih banyak diberikan oleh bidang ilmu (departemen, 'school' atau fakultas)
geografi.
Dari
segi metode yang digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual
dan metode penginderaan jauh digital.
Penginderaan jauh manual memanfaatkan citra tercetak atau 'hardcopy' (foto udara, citra hasil
pemindaian scanner
di pesawat
udara maupun satelit) melalui analisis dan interpretasi secara manual/visua]. Penginderaan jauh digital menggunakan citra dalam format digital, misalnya hasil
pemotretan kamera
digital, hasil pemindaian foto udara yang sudha tercetak, dan hasil pemindaian
oleh sensor satelit, dan menganalisisnya dengan bantuan komputer.
Baik metode manual maupun digital menghasilkan peta dan laporan. Peta hasil metode
manual dapat dikonversi menjadi peta tematik digital melalui proses digitisasi
(sering diistilahkan digitasi). Metode manual kadangkala juga dilakukan dengan
bantuan komputer, yaitu melalui proses interpretasi di layar monitor (on-screen digitisation),
yang langsung menurunkan peta digital. Metode analisis citra digital menurunkan peta tematik digital secara langsung. Peta-peta digital
tersebutd dapat di-'lay out' dan dicetak untuk menjadi produk kartografis
(disebut basis dat kartografis),
namun dapat pula menjaid masukan (input) dalam suatu sistem informasi geografis
sebagai basis data geografis. Peta-peta itu untuk selanjutnya menjaid titik toak para geografiwan
dalam menjalankan kajian geografinya.
Kartografi
Kartografi atau pemetaan mempelajari representasi permukaan bumi dengan
simbol abstrak.
Bisa dibilang, tanpa banyak kontroversi,
kartografi merupakan penyebab meluasnya kajian geografi. Kebanyakan geografer
mengakui bahwa ketertarikan mereka pada geografi dimulai ketika mereka
terpesona oleh peta di masa kecil mereka. walaupun subdisiplin ilmu geografi
lainnya masih bergantung pada peta untuk menampilkan hasil analisisnya,
pembuatan peta
itu sendiri masih terlalu abstrak untuk dianggap sebagai ilmu terpisah.
Kartografi
berkembang dari kumpulan teknik menggambar menjadi bagian sebuah ilmu. Seorang
kartografer harus memahami psikologi kognitif dan ergonomi untuk membuat simbol apa yang cocok untuk
mewakili informasi tentang bumi yang bisa dimengerti orang lain secara efektif,
dan psikologi perilaku
untuk mempengaruhi pembaca memahami informasi yang dibuatnya. Mereka juga harus
belajar geodesi
dan matematika yang tidak sederhana untuk memahami bagaimana bentuk bumi
berpengaruh pada penyimpangan atau distorsi dari proses proyeksi ke bidang datar.
Sistem Informasi Geografis
Metode kuantitatif geografi
Bidang Terkait
Perencanaan Kota dan Wilayah
Perencanaan kota dan wilayah
menggunakan ilmu geografi untuk membantu mempelajari bagaimana membangun (atau
tidak membangun) suatu lahan menurut kriteria tertentu, misalnya keamanan,
keindahan, kesempatan ekonomi, perlindungan cagar alam tau cagar budaya, dsb.
Perencanaan kota, baik kota kecil maupun kota besar, atau perencanaan pedesaan
mungkin bisa dianggap sebagai geografi terapan walau mungkin terlihat lebih
banyak seni dan pelajaran sejarah. Beberapa masalah yang dihadapi para
perencana wilayah diantaranya adalah eksodus masyarakat desa
dan kota dan Pertumbuhan Pintar
(Smart Growth).
Ilmu Wilayah
Pendidikan Tinggi Geografi
Di
Indonesia, perguruan tinggi yang membuka program studi Geografi sebagai ilmu
murni hanya dua perguruan tinggi negeri (Universitas Indonesia (UI) dan UGM
(Universitas Gadjah Mada) dan satu perguruan tinggi swasta (Universitas
Muhammadiyah Surakarta). Sedangkan program studi Pendidikan Geografi ada di 45
perguruan tinggi.
UGM,
Geografi telah berkembang lebih jauh sehingga menjadi Fakultas tersendiri sejak
tahun 1963, yaitu Fakultas Geografi.
Saat ini telah mempunyai jenjang pendidikan tinggi dari D3 (diploma) Penginderaan Jauh
dan SIG,
S1, S2 dan S3. Fakultas Geografi UGM juga mempelajari ilmu Perencanaan dan
Pengembangan wilayah.
Di UI, Geografi menjadi jurusan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (MIPA). Geografi dipelajari sebagai bagian terapan ilmu-ilmu murni sejajar
dengan Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.
Fakultas
Geografi UMS didirikan oleh sejumlah alumni dan dosen Fakultas Geografi UGM.
Para Alumni Pendidikan Tinggi Geografi kemudian membentuk sebuah asosiasi
profesi yang disebut dengan Ikatan Geografiwan Indonesia (IGI). Disamping itu,
dalam wadah yang lebih sempit, para Geografiwan dari UGM juga mempunyai wadah
Ikatan Geografiwan Universitas Gadjah Mada (disingkat IGEGAMA).
Bakosurtanal,
salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berkumpul banyak alumni
Geografi, baik dari UI, UGM maupun UMS.
Pranala luar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar