NAVIGATION
...”LEBIH BAIK MEMBUAT API DAN MENJAGA TENDA
DARIPADA TERSESAT DIPERJALANAN”...
PENDAHULUAN
Pengetahuan
bernavigasi sebenarnya merupakan pengetahuan yang sejak jaman dulu dilakukan
oleh nenek moyang kita, suatu contoh bagaimana nenek moyang kita melakukan
suatu perjalanan dengan menggunakan perahu layer mengarungi lautan luas namun
pada akhirnya mereka dapat kembali ke kampung halamannya.
Suatu
hal yang menarik dari masalah di atas bagaimana nenek moyang kita bernavigasi
dilaut ?
Sebagai
ilustrasi, penduduk dipedalaman melakukan perburuan untuk kebutuhan makan
sehari-hari, mereka pergi jauh ke tengah hutan belantara menuruni lembah dan
menaiki bukit, kadang-kadang mereka sampai menginap di tengah hutan atau
terpaksa harus melakukan perjalanan malam, namun tetap mereka dapat kembali ke
kampung halamannya, bagaimana mereka bernavigasi ?
Dari
kedua ilustrasi di atas, navigasi merupakan pengetahuan yang pada prakteknya
hampir dilakukan oleh semua orang. Jadi sebetulnya apa yang dimaksud navigasi ?
Apabila dilihat dari kejadian di atas navigasi dapat diartikan sebagai suatu
proses untuk menentukan kedudukan sendiri maupun orang lain serta menentukan
lintasan dari mulai berangkat sampai tujuan dengan tepat dan benar serta
menggunakan sarana yang sesuai dengan kebutuhan.
Istilah
navigasi biasa kita kenal dalam kegiatan pelayaran atau penerbangan yang
berarti mengemudikan/ilmu mengemudikan kapal. Navigasi Darat adalah suatu
teknik untuk menentukan kedudukan dan arah perjalanan sehingga dapat memberikan
gambaran terhadap daerah yang sedang atau kita tempuh secara tepat, sedangkan
orang yang melakukannya disebut navigator.
Kunci
untuk memahami navigasi adalah mampu merekam dan membaca gambaran fisik bumi
serta dapat menggunakan pedoman arah yaitu Kompas dan Peta. Dengan kemajuan
teknologi saat ini sudah tersedia banyak fasilitas navigasi yang modern dengan
tingkat akurasi yang cukup tinggi sehingga alangkah ironisnya apabila masih ada
yang tersesat dalam melakukan suatu perjalanan atau penjelajahan.
TRUE NORTH
(Utara
Sebenarnya)
Bentuk
bumi kita tidaklah seperti bola melainkan lebih menyerupai ellipsoida yang
dapat dianggap sebagai bentuk ruang yang terjadi memutar suatu ellips dengan
sumbu pendek sebagai sumbu putar.
- Sumbu panjang ellipsoid : a. 6.378.160.000 meter
- Sumbu pendek ellipsoid : b. 6.356.774.516 meter
Bumi
kita berputar (rotasi) sehingga kita merasakan adanya siang dan malam,
sumbu putar tersebut merupakan sumbu putar bumi. Jadi kutub bumi merupakan
titik khayal sebagai titik tembus dari sumbu putar bumi di dua tempat yang kita
kenal dengan Kutub Utara dan
Kutub Selatan.
Kutub-kutub
bumi ini dinamakan Geographic Pole
(Kutub Geografi atau kutub sebenarnya). Dengan demikian yang
dimaksud dengan TRUE NORTH adalah Geodetic North yang mengacu kepada Kutub
Utara bumi.
Pada
ellipsoid ditetapkan garis-garis khayal yang kita kenal dengan garis Lintang
dan Garis Bujur.
- Lingkaran untuk menyatakan Lintang (Latitude) disebut Lingkaran Paralel.
- Lingkaran untuk menyatakan Bujur (Longitude) disebut Lingkaran Meridian.
Apabila
Lintang dan Bujur diproyeksikan pada bidang datar akan tetap merupakan garis
yang melengkung, garis-garis lintang dan bujur yang digambarkan pada bidang
proyeksi disebut Graticule.
MAGNETIC
NORTH
(Utara
Magnetik)
Dalam
kegiatan Navigasi kita mengenal istilah True North sebagaimana telah diuraikan
diatas, selain True North (Utara Sebenarnya) Juga dikenal istilah
Magnetic North (Utara Magnetik), yaitu Utara yang mengacu kepada Kutub Magnet Bumi.
- Kutub Utara Magnet Bumi berada sekitar 1400 Mil atau sekitar 2250 KM sebelah selatan dari kutub utara sebenarnya, tepatnya di pulau Bathurst di Utara Kanada.
- Kutub Magnet kedudukannya tidak berada pada satu titik dengan kutub bumi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa Utara Magnet dengan Utara Sebenarnya tidak berimpit.
- Dengan adanya Kompas maka kita dapat menentukan arah garis yang menunjukan letak Kutub Utara Magnet, hal ini dijadikan acuan untuk mengukur besarnya sudut mendatar.
IKHTILAP
PETA
(Konvergensi
Meridian)
Jika
pada satu bidang datar terdapat dua sistem koordinat (Grid North dan Map
Grid), maka akan ada penyimpangan antara sumbu ordinat peta (sumbu Y)
dengan garis meridian, atau dengan pengertian bahwa kedudukan Utara Peta tidak
berimpit dengan kedudukan Utara Sebenarnya (True North), penyimpangan
tersebut dikenal dengan istilah Ikhtilap Peta atau Konvergensi Meridian.
- Sudut penyimpangan dapat ke arah Timur (East) atau ke arah Barat (West) dari Utara Peta tergantung pada kedudukan si navigator.
- Sebagai patokan adalah arah Utara sebenarnya.
IKHTILAP MAGNETIK
- Dari gambar diatas (gbr.5) kita dapat melihat bahwa kutub Utara magnet dan Kutub Utara sebenarnya tidak berada pada satu titik, sehingga terjadi penyimpangan dengan besar sudut tertentu.
- Penyimpangan ini disebut Ikhtilap Magnetik (Deklinasi).
- Sudut penyimpangan dapat ke arah Timur (East) atau ke arah Barat (West) dari Utara Sebenarnya.
VARIASI MAGNETIK
- Pada setiap saat kedudukan Kutub Utara Magnet berubah-ubah atau kutub Magnet selalu berada pada titik yang berbeda.
- Hal ini disebabkan masa (volume) bumi dipengaruhi oleh adanya Rotasi dan Revolusi.
- Perubahan ini disebut Variasi Magnetik.
- Variasi Magnetik akan menjadikan besarnya sudut Ikhtilap Magnetik berubah, sesuai dengan geraknya ada yang bertambah (Increase) atau berkurang (Decrease) dari sudut Ikhtilap Magnetik pada waktu peta tersebut dibuat.
K
O M P A S
Kompas
adalah alat penunjuk arah Kutub Utara Magnet bumi dan alat pengukur sudut
mendatar. Kompas akan bekerja berdasarkan medan
magnet, jika dua batang magnet saling dipertemukan ujung-ujungnya maka magnet
ujung yang mempunyai kutub senama akan saling menolak demikian pula sebaliknya.
Ketentuan dasar tersebut dijadikan dasar pemanfaatan kompas.
Umumnya
Kompas terdiri dari tiga bagian utama
1.
Jarum
magnet (Needle)
2.
Skala
lingkaran (Dial Graduation/360 ° Protactor)
3.
Bagian
penyangga (Base Plate)
Macam-macam Kompas
Bermacam-macam
Kompas yang dapat digunakan untuk menentukan arah Kutub Utara Magnet. Untuk
keperluan praktis dan disesuaikan dengan kegiatan navigasi darat maka Kompas
yang sering dipergunakan adalah :
COMPASS BEARING
Pengertian
secara sederhana adalah sudut Kompas yang berfungsi untuk mengetahui arah dan
sudut (Direction Angle).
Untuk
dapat mempergunakan Kompas terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami hal-hal
sebagai berikut :
1. Satuan sudut
Dasar
untuk menyatakan besarnya sudut ialah lingkaran yang dibagi dalam 4 (empat)
bagian yang dinamakan Kuadran.
Ada beberapa cara untuk
menyatakan satuan sudut :
Cara Sexagesimal
- Cara ini membagi lingkaran dalam 360 bagian yang dinamakan Derajat
- 1 (satu) derajat dibagi dalam 60 menit dan 1 (satu) menit dibagi dalam 60 detik/sekon.
- 1° = 60’. = 3600’’.
Cara Sentisimal :
- Cara ini membagi lingkaran dalam 400 bagian yang dinamakan Grade
- 1 (satu) grade dibagi dalam 100 centigrade dan 1 (satu) centigrade dibagi dalam 100 centi-centigrade.
- 1¶ = 100c = 1000cc
Cara Radial :
Cara
ini menggunakan radial sebagai satuan sudut, dimana 1 (satu) lingkaran
mempunyai sudut sebesar 2π Radial (π=3,141592654) Radial disingkat
menjadi ρ
Hubungan ketiganya :
- 360° = 400¶. = 2π Radial
- 1° = 1¶.,11111.....
- 1¶ = 0°,9
- ρ = 57°,295779 = 63¶.,661977
2. Sudut Kompas
Sudut
Kompas adalah sudut jurusan yang menyatakan arah garis lurus antara dua titik
dilapangan, dihitung dari Utara Magnet (Kompas) sebagai sumbu 0° searah
jarum jam sampai pada jurusan yang dikehendaki.
PENGGUNAAN KOMPAS
Agar
didapat sudut lintasan yang tepat, maka kita perlu memperhatikan urutan dasar
dalam mempergunakan Kompas.
1.
Jauhkan
benda atau yang lainnya yang dapat mempengaruhi kerja Kompas.
2.
Atur
Kompas agar posisinya dalam keadaan mendatar.
3.
Proyeksikan
Kompas pada titik awal pemberangkatan.
Mencari Titik Sasaran
- Ingat sudut Kompas yang akan dicari arahnya
- Letakan Kompas dihadapan anda
- Baca besar yang dihadapan anda, jika belum sama dengan besar sudut yang anda kehendaki maka putarlah Badan anda (dengan poros yang tetap) ke Kiri atau ke Kanan (sudah pasti bersamaan dengan Kompasnya, jadi bukan Kompasnya yang diputar-putar) sehingga didapat besar sudut yang dikehendaki.
- Amatilah apa yang terdapat dihadapan anda, yang satu garis dengan sudut sasaran.
- Itulah sasaran perjalanan Anda.
Membidik Titik Sasaran
- Hadapkan badan anda ke arah sasaran
- Letakan Kompas dihadapan anda
- Aturlah sedemikian rupa sehingga sasaran dengan garis rambut terletak pada satu garis lurus. Baca besarnya sudut Kompas.
P E T A
...”PETA
IBARAT JENDELA KACA DIMANA KITA BISA MELIHAT PEMANDANGAN KESUATU TEMPAT DIBALIKNYA”....
PENGERTIAN PETA
Untuk
mendefinisikan Peta secara umum, banyak kesukaran yang dijumpai karena adanya
perbedaan antara Peta satu dengan yang lainnya, tetapi dapat dijabarkan bahwa :
- Peta berisi informasi.
- Informasi tersebut disajikan dalam bentuk grafis.
- Mempunyai perbandingan tertentu (Skala).
- Semua Peta bertujuan memberi informasi kepada sipemakai.
Pernyataan
tesebut diatas bukanlah merupakan sebuah definisi tentang Peta, tetapi hanya
menyatakan faktor-faktor yang dipunyai oleh setiap Peta secara umum.
Jadi
dapat dikatakan bahwa Peta berisi sejumlah informasi yang disajikan dalam
bentuk grafis dan penyajian tersebut dapat dipergunakan oleh pemakai Peta.
Dalam
penyajian suatu Peta, isi Peta mempunyai karakteristik dan fungsi tertentu,
yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Peta merupakan gambaran dalam bentuk 2 (dua) dimensi.
- Gambaran yang disajikan adalah dalam bentuk hasil reduksi dari keadaan yang sebenarnya.
- Informasi/data yang disajikan merupakan suatu bentuk penegasan dari unsur-unsur yang ada.
Dari
uraian diatas bisa disimpulkan bahwa Peta adalah:
“
Sejumlah informasi/data dari suatu daerah tertentu (sebagian dari permukaan
fisik bumi) yang disajikan dalam bentuk grafis 2 dimensi (bidang datar) dengan
perbandingan tertentu (skala).........”
KLASIFIKASI PETA
Tidak
ada klasifikasi Peta yang bersifat universal. Secara garis besar, Peta dapat
dibedakan berdasarkan skala, pada bentuk penyajiannya isi atau informasi utama
pada Peta dan kegunaan dari Peta tersebut.
Berdasarkan Skala
Peta
- Peta Teknis: Dengan skala dibawah 1:10.000.
- Peta Topografi: Atau Peta detail dengan skala lebih kecil, diantaranya 1:10.000 sampai dengan 1:100.000.
- Peta Geografi: Atau Peta Ikhtisar dengan skala lebih kecil dari 1:100.000.
Berdasarkan Bentuk Penyajian Peta
- Peta Garis (Line Map).
- Peta yang menyajikan bayangan dari permukaan bumi dalam bentuk grafis atau garis.
- Peta Foto (Photo Map).
- Bayangan dari permukaan bumi disajikan dalam bentuk bayangan Fotografis, hasil dari suatu pemotretan Udara.
- Peta Digital (Digital Map).
- Suatu Peta yang data-datanya (Nomor titik, Koordinat Horisontal dan Vertikal) tersimpan dalam media Komputer.
Berdasarkan Isi Peta
- Peta Topografi (Topographic Map)
- Peta yang menyajikan informasi dari semua unsur yang terdapat dipermukaan Bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia.
- Peta Tematik (Thematik Map)
- Peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan Bumi sesuai dengan tema Peta yang bersangkutan, dan umumnya mempunyai hubungan tertentu dengan informasi topografi.
- Chart
- Suatu Peta untuk kegunaan yang bersifat khusus, dalam hal ini data-data yang disajikan berhubungan dengan keperluan Khusus.
Berdasarkan Kegunaan Peta
- Peta Referensi atau Peta Serbaguna, Peta yang dijadikan dasar dari perencanaan pengembangan nasional dan regional, dan umumnya diproduksi pada satu seri Peta. Jenis dari Peta referensi diantaranya adalah:
- Peta Planimetris, Peta yang hanya menyajikan posisi horisontal dari unsur-unsur dipermukaan bumi tanpa menyajikan data ketinggian.
- Peta Kadaster, Peta yang menyajikan batas dari kepemilikan tanah.
- Peta Topografi, Peta yang menggambarkan tidak saja detail planimetris dari unsur-unsur dipermukaan bumi, tetapi juga menggambarkan bentuk Peta Topografi.
PETA TEMATIK
Adalah
Peta yang menyajikan data/informasi sebagian permukaan fisik bumi sehubungan
dengan tema tertentu (bersifat khusus). Dalam pembuatan Peta Tematik,
diperlukan dua elemen penting, yaitu Peta dasar serta data/informasi spesifik
yang akan disajikan.
Contoh
dari Peta Tematik:
- Peta Geologi.
- Peta Tata Guna Tanah.
- Peta Sumberdaya Alam.
- Peta Jalan.
- Peta Pariwisata.
PETA TOPOGRAFI
Peta
yang dipergunakan dalam Navigasi Darat adalah Peta Topografi yang dipandang
paling lengkap dalam penyajian informasinya. Perkataan Topografi berasal dari
bahasa Yunani dan terdiri dari dua kata yaitu: TOPO = Lapangan, GRAFOS
= Penjelasan tertulis, jadi Topografi berarti penjelasan tertulis tentang
lapangan.
Peta
Topografi sering juga disebut sebagai Peta yang bersifat umum, karena alam
penyajiannya tidak ada satu unsurpun yang lebih dipentingkan atau dengan
perkataan lain, semua unsur pada Peta Topografi diperlakukan sama. Dengan kata
lain definisi dari Peta Topografi adalah:
...” Peta yang
menyajikan data dan informasi keadaan lapangan secara menyeluruh (sifatnya
umum), baik itu unsur alam (sungai, gunung, danau, laut, dll) maupun unsur
buatan (jalan, jembatan, perkampungan, bendungan, dll) dengan garis bayangan
ketinggian (garis kontur ketinggian) dalam perbandingan tertentu (skala)”...
Dalam
lembaran Peta Topografi ada beberapa informasi ditepi Peta sebagai penunjang dalam
pembacaan Peta yang harus diketahui oleh seorang Navigator.
INFORMASI TEPI PETA TOPOGRAFI
1. Judul Peta
Menerangkan
identitas atau nama dari suatu daerah yang tergambar dalam lembar Peta
tersebut. Biasanya judul Peta diambil dari nama daerah yang terletak ditengah
Peta atau daerah yang paling besar atau menonjol pada lembar Peta tersebut.
Contoh
: Sagalaherang, Mandalawangi, Ciwidey, G. Ceremai, dll.
2. Nomor Lembar/Nomor Registrasi Peta
Menerangkan
nomor registrasi dari tiap lembar Peta, biasanya ditempatkan disudut kanan atas
dari Peta.
Cara penomoran Peta Belanda HIND 1090
Cara
penomoran menurut edisi Belanda, di Indonesia 1° Lintang dan Bujur dibagi dalam
tiga bagian, masing-masing bagian terdiri 20’. Daerah sebesar 20’ x 20’
dinamakan satu bagian derajat.
Tiap-tiap
bagian derajat yang ada dipermukaan bumi semuanya diproyeksikan diatas suatu
bidang kerucut yang menyinggung permukaan bumidititik tengah bagian derajat dan
mempunyai sumbu yang berimpit dengan poros bumi. Dinamakan Proyeksi Polynder.
Titik
tengah bagian derajat menjadi titik asal salib sumbu untuk menentukan koordinat
titik-titik bagian derajat.
Daerah
Indonesia
terletak antara j = 6° Lintang Utara
dan j = 11° lintang Selatan. Maka bila dilihat
panjang busur 1° pada lintang ini adalah 1° membujur 111,0372 km dan 1°
melintang 110,5705 km. Jadi untuk bujur sepanjang 20’ dalam km adalah: membujur
37,1 km dan melintang 36,8 km.
Peta
Topografi di Indonesia dibuat dalam skala 1 : 50.000 dan 1 : 25.000 yang telah
lazim digunakan dinegara lain didunia. Maka bila satu bagian derajat dibuat
atas satu helai kertas, maka kertas tersebut harus mempunyai ukuran:
37,1 km x 36,8 km =
74,2cm x 73,6cm
50.000 50.000
Berhubung
dengan ukuran kertas yang ada, ukuran Peta selembar itu sukar dipergunakan
dilapangan, maka untuk peta dengan skala 1:50.000 satu bagian derajat dibagi
dalam empat bagian bumi sebesar 10’ x 10’ sehingga kertas untuk Peta itu hanya
berukuran:
74,2 x 36,8 =
37,1cm x 36,8cm
2 2
Satu
lembar Peta menyatakan daerah yang membujur dan melintang panjangnya kira-kira
18 km. Untuk Peta Topografi skala 1 : 25.000, maka satu bagian derajat harus
dibagi dalam 16 lembar supaya dapat digunakan kertas yang besarnya sama dengan
kertas untuk Peta Topografi pada skala 1:50.000.
Satu
lembar Peta Topografi skala 1 : 25.000 dengan ukuran kertas bagian Peta 37 cm x
36 cm mewakili daerah permukaan Bumi sebesar 5’ x 5’ atau kira - kira sepanjang
9 x 9 km = 18 km persegi.
Cara penomoran pada edisi Hindia belanda, yaitu :
- Angka latin untuk penomoran kolom tiap satu bagian derajat 20’ x 20’ (skala 1:100.000).
- Angka romawi untuk penomoran baris tiap 20. x 20. (skala 1:100.000).
- Hurup/abjad latin besar untuk pembagian lembar/sheet Peta tiap 10’ x 10’ (skala 1:50.000).
- Hurup/abjad latin kecil tiap 5. x 5. (skala 1:25.000).
Contoh penomoran pada
Peta edisi Belanda HIND 1090
36/XXXIX
(19) untuk Peta 20’ skala 1:100.000
36/XXXIX
(19-A) untuk Peta 10’ skala 1:50.000
36/XXXIX
(19-a) untuk Peta 5’ skala 1:25.000
Cara mencari lembar
Peta edisi Hindia belanda, yaitu:
Penomoran
Peta HIND 1090 dimulai dari garis lintang dan bujur paling kiri atas dari
wilayah Indonesia, yaitu 06° LU dan 96° BT.
Dari
uraian diatas kita mengetahui bahwa satu derajat terbagi dalam 3 bagian derajat
pada Peta edisiini, yaitu seluas 20’ x 20’ terpetakan dalam skala 1 : 100.000.
Misalnya kita mencari koordinat suatu tempat/titik 06°25’30’’ LS dan
109°35’15’’ BT. Terdapat dilembar Peta berapa tempat/titik tersebut ?,
caranya:
·
Mencari nomor kolom
107°35’15’’
BT - 96° BT = 11°35’15’’ BT
Lihat
derajat dan menitnya yaitu 11°35’ = 695’
695’/20’
= 34.75, artinya posisi koordinat yang dicari terdapat pada nomor kolom 35.
·
Mencari nomor baris
06°25’30’’
LS - 06° LU = 12°25’30’’
Lihat
derajat dan menitnya yaitu 12°25’ = 745’
745’/20’
= 37.25, artinya posisi koordinat yang dicari terdapat pada nomor baris 38 =
XXXVIII.
Dari
hasil diatas kita mendapatkan posisi dari koordinat 06°25’30’’ LS ; 102°35’15’’
BT, terdapat pada kolom 35 dan baris 38 = XXXVIII yaitu nomor lembar bagian
derajat 13 maka nomor Petanya 35/XXXVIII(13) untuk Peta skala (1 : 100.000).
Peta
1:50.000 mewakili daerah seluas 10. x 10., cara untuk mencari nomor lembar
Petanya :
·
Hitung
bujur dari koordinat tersebut setelah dikurangi kelipatan 20’
11°35’15’’
= 695’15’’.......(bujur)
34
x 20’ = 680’...............(kolom kelipatan 20’)
695’
– 680’ = 15’15’’........(sisa setelah dikurangi kolom atau kelipatan 20’).
·
15’15’’
pada bagian derajat terdapat pada kolom ke 2 yaitu lembar Peta B atau D, Peta
skala 1 : 50.000. (lihat gambar 5)
·
Untuk
nomor baris hitung lintang setelah dikurangi kelipatan 20’
12°25’30’’=
745’.......(bujur)
37
x 20’ = 740’............(kolom kelipatan 20’)
745’
– 740’ = 15’30’’...(sisa setelah dikurangi baris atau kelipatan 20’).
·
15’30’’
pada bagian derajat terdapat pada baris ke 2 yaitu lembar Peta C atau D, Peta
skala 1 : 50.000. (lihat gambar 5)
·
Dari
perhitungan kolom dan baris diatas maka kita mendapatkan lembar Peta yang
bertampalan yaitu dilembar D untuk Peta skala 1 : 50.000.
Jadi
posisi dari titik/tempat yang mempunyai koordinat 06°25’30’’ LS ; 102°35’15’’
BT terdapat pada lembar Peta nomor 35/XXXVIII(13-D) pada Peta skala 1:50.000.
Untuk
mencari lembar Peta 1:25.000 sama seperti mencari lembar Peta skala 1:50.000
yaitu :
- Untuk kolom 15’15’’/5’ = 3 lebih 15’’, maka posisi dari koordinat tersebut terdapat pada lembar Peta kolom ke 4 yaitu lembar Peta m dan q.
- Untuk baris 15’30’’/5’ = 3 lebih 30’’, maka posisis dari koordinat tersebut terdapat pada lembar Peta kolom ke 4 yaitu lembar Peta p dan q.
- Dari perhitungan kolom dan baris kita mendapatkan Peta yang bertampalan yaitu dilembar q (lihat gambar 5, pada bagan satu bagian derajat).
Maka
posisi dari titik/tempat yang mempunyai koordinat 06°25’30’’ LS ; 102°35’15’’
BT terdapat pada lembar Peta nomor 35/XXXVIII(13-q) pada Peta skala 1:25.000.
Cara penomoran Peta AMS (U.S.Army Map Service)
Cara
ini membagi satu derajat melintang dalam 3 bagian derajat dan membujur dalam 2
bagian derajat, masing-masing 30’ x 20’ untuk skala 1:100.000 dan 15’ x 10’
untuk skala 1:50.000, sehingga ukuran kertas yang digunakan yaitu 55cm x 37cm.
Contoh
: 4422 skala 1: 100.000
4422-IV skala 1: 50.000
Cara penomoran Peta BAKOSURTANAL
Untuk
penomoran lembar Peta Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan
Nasional) atau juga disebut juga Peta Rupa Bumi, mempunyai penomoran
tersendiri.
Satu
derajat melintang dan membujur terbagi dalam 2 bagian masingmasing 30° sehingga
daerah yang diwakili satu bagian derajat adalah 30’ x 30’ dalam skala
1:100.000, Peta skala 1:50.000 masing-masing 15’ x 15’ dan skala 1:25.000
masing-masing 7,5’ x 7,5’ dengan ukuran kertas 55cm x 55cm.
- Cara penomoran Peta Bakosurtanal dinyatakan dengan angka latin :
- Empat angka pertama mewakili daerah seluas 1° x 1°30’ dipetakan dengan skala 1 : 250.000.
- Empat angka pertama ditambah satu angka daerah seluas 30’ x 30’ yaitu menunjukan skala 1 : 100.000.
- Empat angka pertama ditambah dua angka daerah seluas 15’ x 15’ yaitu menunjukan skala 1 : 50.000.
- Empat angka pertama ditambah tiga angka daerah seluas 7,5’ x 7,5’ yaitu menunjukan skala 1 : 25.000.
Contoh
: Peta Bekasi nomor Peta 1209-531
1209
: skala 1 : 250.000
1209-5
: skala 1 : 100.000
1209-53
: skala 1 : 50.000
1209-531 : skala 1 : 25.000
3. Keterangan pembuat Peta
Menerangkan
silsilah, waktu, jenis proyeksi serta datum yang digunakan. Tujuan dari Peta
itu dibuat serta keterangan serta alamat Instansi yang memproduksi Peta
tersebut.
Contoh
:
Repro
: Direktorat Geologi 1976
Dari
Peta asal : US. Army Washington D.C 1943
Proyeksi
: Lambert Comcal Orthomorphic
4. Legenda Peta
Menerangkan
simbol-simbol yang tergambar pada Peta baik unsur alam maupun buatan (gunung,
sawah, jalan, kampung, titik trianggulasi, titik ketinggian, dll).
Bentuk
serta ukuran dari simbol-simbol ini tidak dipengaruhi oleh skala
(generalisasi), contoh simbol dalam legenda.
5. Bagan Pembagian lembar Peta
Menerangkan
bagian-bagian Peta yang bertampalan dengan Peta tersebut, sehingga mempermudah
dalam penggabungan Peta untuk interprestasi daerah yang lebih luas.
6. Skala Peta
Menerangkan
perbandingan antara jarak di Peta dengan jarak sebenarnya dilapangan.
Ada beberapa jenis skala
Peta yang tercantum yaitu Skala Numeris, Skala Grafis, dan Skala Pernyataan.
- Skala Numeris , yaitu skala Peta yang disajikan dalam bentuk nomor/angka seperti 1:50.000, artinya setiap perbandingan 1 cm di peta sebanding dengan 50.000cm = 500m = 0,5km dilapangan.
- Skala Grafis , yaitu skala Peta yang disajikan dalam bentuk grafis garis. Skala grafis ini berfungsi untuk mengantisipasi dari pemuaian atau pengerutan pada bahan kertas Peta yang digunakan, yang disebabkan oleh pengaruh panas dari alat pencetak atau pengaruh dari suhu udara, sehingga dapat diketahui pergeseran akibat perubahan tersebut.
·
Skala Pernyataan , yaitu skala Peta
yang dalam penyajiannya menggunakan suatu pernyataan.
Contoh
: 1 inch to 1 miles
Cara
ini banyak digunakan dalam bentuk chart, serta Peta-peta yang dibuat
oleh Negara-negara persemakmuran Inggris.
7. Sistim Koordinat
Yaitu
sistim untuk memudahkan dalam menentukan posisi suatu titik/tempat dipeta,
sistim koordinat Peta ini disajikan dalam bentuk grid (garis pembantu sistim koordinat).
Ada dua sistim koordinat yang disajikan
didalam Peta Topografi wilayah Indonesia
yaitu:
Ada dua sistim koordinat yang disajikan
didalam Peta Topografi wilayah Indonesia
yaitu:
·
Sistim
Koordinat Graticule (geografis), yaitu sistim koordinat yang menggunakan proyeksi polynder grid yang digunakan
adalah grid dengan satuan lingkaran, lintang (j), dan bujur (λ).
Contoh : koordinat Kuningan (06°58’56’’
LS ; 108°28’34’’ BT)
·
Sistim
Koordinat UTM, yaitu sistim koordinat yang menggunakan grid UTM (Universal
Transverse Mecator) dalam salib sumbu cartesian(absis dan ordinat). Satuan yang
dipakai dalam sistim ini adalah meter.
Contoh
: koordinat Kuningan 221134(absis) ; 9227466(ordinat).
Sistim
koordinat UTM inilah yang biasanya lebih mudah dipakai dalam kegiatan Navigasi
Darat, karena menggunakan grid dalam satuan jarak yaitu meter.
Pada
pelaksanaannya untuk mempermudah dalam proses mencari dan menghitung digunakan
sistim lokal yaitu sistim yang berdiri sendiri tidak bersifat umum, sistim ini
biasanya digunakan pada Peta latihan.
Beberapa
cara sistim koordinat lokal yaitu:
·
Cara 6 angka (Puluh ribuan,
Ribuan, dan Ratusan).
Contoh
: koordinat Kuningan 211;275
·
Cara 8 angka (Puluh ribuan,
Ribuan, Ratusan, dan Puluhan).
Contoh
: koordinat Kuningan 2113;2747
MAP SYMBOLS
Yang
dimaksud adalah tanda-tanda yang termuat didalam peta dengan bentuk-bentuk
tertentu serta mempunyai arti tertentu, sehingga memudahkan pengguna peta untuk
dapat mempergunakannya.
Contoh
:
Jalan
Aspal, jalan tanah, jalan setapak, titik Ketinggian, puncak gunung, sungai,
bangunan, perkampungan perkebunan, sawah, dll
MAP BEARING
Sudut Peta (Azimuth)
Sudut Peta adalah sudut jurusan yang
menyatakan arah garis lurus antara dua titik di peta; dihitung dari Utara Peta
sebagai sumbu 0o searah jarum jam sampai pada jurusan yang
dikehendaki.
Jika
kita menghadapi Peta (Gbr. 17) dan kita akan melakukan perjalanan dari titik A
(150, 200) menuju titik B (570, 540), Maka untuk menghitung Sudut Peta kita
lakukan sbb :
1.
Tarik
garis lurus dari titik A ke B.
2.
Buat
garis Utara Peta dengan cara membuat garis yang sejajar dengan sumbu ordinat
(sumbu Y) sebagai titik awal perjalanan.
3.
Dengan
demikian kita mendapat-kan sudut yang dibentuk antara Utara Peta dengan arah
garis AB, Sudut antara tersebut dinamakan Sudut Peta
AB (α AB) atau Sudut Jurusan AB
(Garis lintasan perjalanan, dlsb)
4.
Untuk
menghitung besar sudut Peta dapat dilakukan dengan cara sbb :
a.
Dengan
cara hitungan :
·
Dari
Koordinat yang kita ketahui maka kita bisa menghitung Sudut Peta.
·
Dan
dari koordinat tersebut kita dapat menghitung jarak datar di Peta AB (DAB)
Jarak
datar di Peta AB = 5,403 centimeter
·
Jika
kita memiliki Kalkulator yang mempunyai fungsi Rectangular – Polar (R-P, P-R), kita dapat
menghitung dengan langkah sbb :
1.
Masukkan
harga selisih (YB – YA)
2.
Tekan
Tombol (R-P)
3.
Masukkan
harga selisih (XB – XA)
4.
Tekan
tombol ‘=’ (sama dengan), maka kita akan dapatkan Jarak Peta AB.
5.
Tekan
tombol (X « Y), maka kita akan mendapatkan Besar Sudut Peta
AB.
b. Dengan cara Mekanis:
·
Lihat
gambar
·
Ambil
Busur Derajat/Douglas
Protractor, letakan sedemikian rupa sehingga :
·
Titik
pusat Busur Derajat berimpit
dengan titik A
·
Garis
yang dibentuk oleh Titik Pusat Busur dengan Skala Busur 0o berimpit
dengan garis Utara Peta
·
Dengan
demikian kita akan dapat titik potong garis AB dengan Skala Busur Derajat, baca
besaran derajat, nah inilah yang kita sebut dengan Besar Sudut Peta AB.
Dari kedua cara
tersebut diatas, cara Mekanis lebih praktis, tetapi
tingkat ketelitiannya lebih rendah.
GRID NORTH and MAP GRID
·
Pengertian
: “A system of numbered square
printed on a map so that exact position of any places on it may be stated or
found ”. Secara sederhana disebut Sistem Koordinat yaitu cara untuk
menyatakan sesuatu kedudukan titik pada bidang atau terhadap garis bilangan.
·
Sistem
Koordinat pada peta dapat dinyatakan terhadap bidang proyeksi dengan satuan
panjang (Map Grid) maupun dengan satuan sudut (Grid North)
·
Umumnya
dalam Navigasi Darat dipergunakan Sistem Map Grid.
Sistem Map Grid
·
Dinyatakan
terhadap sumbu Absis (sumbu x) dan Ordinat (sumbu Y)
·
Langkah
umum sistem grid adalah sbb :
a).
Sebutkan
Obyek (nama tempat tsb)
b).
Sebutkan
nomor lembar peta)
c).
Sebutkan
koordinatnya
·
Dalam
sistem Map Grid kita kenal pernyataan koordinat dengan
a).
Cara
Bujursangkar
b).
Cara
6 angka
c).
Cara
8 angka
·
Dalam
Sistem Map Grid satuan yang dipakai adalah Satuan Panjang
Sistem Grid North (Graticule)
·
Dinyatakan
terhadap lingkaran pararel
(Ekuator) dan Meridian Greenwich
·
Bila
Nomor Baris lebih dari Ekuator/Katulistiwa (0o) berarti Lintang Utara
·
Bila
Nomor Baris kurang dari Ekuator/Katulistiwa (0o) berarti Lintang Selatan
RELIEF dan CONTOUR LINES (Garis Ketinggian)
Gambaran
tinggi rendahnya permukaan bumi dan garis ketinggian yaitu:
1.
Garis
pembatas bidang yang merupakan tempat kedudukan titik-titik dengan ketinggian
yang sama terhadap bidang acuan tertentu.
2.
Garis
ketinggian menggambarkan bentuk tiga dimensi yang mempunyai unsur panjang,
lebar, dan tinggi.
3.
Garis-garis
kontur pada Peta menyajikan gambaran tinggi rendahnya (relief) permukaan bumi.
4.
Garis
Ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis ketinggian yang lebih
rendah, kecuali untuk Kawah.
5.
Dari
gambaran diatas kita dapat menarik kesimpulan jika garis ketinggian yang lebih
tinggi mengelilingi garis ketinggian yang lebih rendah dapat dipastikan bahwa
daerah tersebut terdapat cekungan (mungkin kawah).
6.
Garis
Ketinggian tidak akan saling berpotongan dan tidak akan bercabang.
7.
Pada
darah yang landai Garis Ketinggian akan berjauhan, pada daerah yang terjal
Garis Ketinggian akan berdekatan (merapat)
8.
Garis
Ketinggian yang menjorok keluar seperti bentuk huruf U, merupakan punggung
Bukit/Gunung.
9.
Garis
Ketinggian yang menjorok kedalam seperti Bentuk huruf V, merupakan lembah.
10.
Garis
ketinggian pembantu menyatakan ketinggian antara (tengahtengah) dua garis
ketinggian yang berurutan, digambar dengan garis putus-putus.
11.
Dalam
peta berwarna garis ketinggian berwarna coklat, sedangkan untuk garis
ketinggian pembantu berwarna coklat atau kuning tuan.
12.
Dalam
peta terdapat garis ketinggian yang ditebalkan yang disebut dengan istilah
kontur indeks (per 5, 10, 20, 30 kontur dsb).
13.
Perbedaan
tinggi (Interval Kontur) antara dua garis ketinggian yang berurutan adalah
setengah dari ribuan bilangan skala (1/2000 x 50.000 = 25 meter) kecuali ada
ketentuan lain.
Interval
Kontur secara Sistematis tertulis sbb :
Skala
Peta secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut :
Cara menyatakan Skala Peta
a.
Cara Pecahan, 1 : 25.000 berarti
satu centimeter di peta sebanding dengan 250 meter jarak datar di lapangan
b.
Cara Perkataan, satu centimeter
berbanding seperempat kilometer
c.
Cara Penggambaran / Grafis
MEASURING DISTANCE (Mengukur Jarak)
Langkah-langkah
mengukur Jarak Datar di lapangan :
·
Ketahui
Skala Peta
·
Ketahui
Jarak di Peta (JP)
Secara Sistematis
Jarak Datar dapat diketahui sbb :
Contoh : Diketahui Skala Peta 1
: 25.000
Jarak Peta = 4 cm
Hitung : Jarak Datar di Lapangan ?
JP
Jawab : SP =
JD
JD =
SP x JD
=
4 cm x 25.000 = 100.000 cm
Jadi
Jarak Datar = 1 Km
Langkah-langkah
menghitung Jarak Sebenarnya di Peta :
·
Ketahui
Skala Peta (SP)
·
Ketahui
Jarak Peta (JP)
·
Ketahui
Beda Tinggi (Interval Kontur)
·
Ketahui
Jarak Datar (JD)
Secara sistematis
Jarak Sebenarnya sbb :
A = Jarak Datar
B = Beda
Tinggi/Interval Kontur
C = Jarak Sebenarnya
Contoh :
Diketahui
: Jarak Peta (Titik A ke B) = 5 cm
Skala
Peta = 1 :
25.000
Jumlah
Kontur pada lintasan = 7 kontur
(titik A ke titik B)
Hitung
Jarak Sebenarnya ?
ESTIMATION OF DISTANCE TRAVELLED
(Perkiraan Jarak dan
Waktu Tempuh)
Langkah-langkah
dalam menentukan perkiraan Jarak dan waktu tempuh adalah sbb :
·
Tentukan
titik awal perjalanan di peta
·
Tentukan
titik tujuan perjalanan di peta
·
Hitung
jarak lintasan perjalanan (Jarak Peta, Jarak Datar, dan Jarak Sebenarnya)
·
Setelah
perkiraan jarak sebenarnya diketahui, hitung waktu tempuh perjalanan dengan
patokan sederhana :
a.
Kemampuan
jelajah seseorang dengan beban ideal adalah 1 jam ekivalen dengan jarak 4 - 5
kilometer per jam
b.
Beban
ideal yang dibawa adalah 1/3 berat badan seseorang
Misal
: berat seseorang 60 kg, beban ideal yang dibawa adalah:1/3 x 60 kg = 20 kg
·
Perhatikan
dan identifikasi kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam sebuah
perjalanan. Hal ini akan memperngaruhi waktu tempuh perjalanan anda.
·
Analisa
perjalanan dan pergerakan anda
SETTING THE MAP WITH
THE COMPASS
Adalah
menyesuaikan antara Utara Peta dengan Utara Kompas
Utara Peta adalah kedudukan
arah utara yang mengacu pada salib sumbu peta (sumbu Ordinat/sumbu Y).
Utara Kompas adalah kedudukan
utara magnetik bumi yang menjadi acuan jarum kompas.
ANALISA PETA
Untuk
memperoleh pemandangan muka bumi yang sesuai dengan gambar peta, maka kita
perlu melakukan Orientasi Peta dan Interpretasi Peta dengan langkah sbb :
·
Impitkan
Utara Peta dengan Utara Kompas
·
Buat
Sumbu Ordinat Peta (Sumbu Y atau Sumbu Utara Peta)
·
Hitung
besar sudut Peta magnet
·
Geserkan
Sumbu Ordinat Peta (SPM) dari keadaan berimpit dengan Jarum Magnet Kompas
sebesar Sudut Peta Magnet dengan arah berlawanan.
·
Jika
Sumbu Peta Magnetik ke arah Timur, maka Sumbu Ordinat Peta digeser ke arah
Barat
·
Jika
Sudut Peta Magnetik ke arah Barat, maka Sumbu Ordinat Peta digeser ke arah
Timur.
·
Amati
dan kenali medan
disekeliling yang akan anda tempuh
·
Cocokkan
tanda-tanda di lapangan dengan yang ada di peta
·
Ingat
dan catat tanda-tanda yang menonjol di lapangan untuk dijadikan patokan
lintasan perjalanan.
·
Gambarkan
route lintasan perjalanan.
FINDING YOUR POSITION
Mengetahui
kedudukan kita dipeta dan kedudukan objek lain di peta, dengan langkah sebagai
berikut :
1.
Intersection (Mengikat ke muka)
adalah suatu cara untuk menentukan posisi objek lain pada peta kita.
Caranya
:
·
Cari
dua tempat yang dapat kita ketahui kedudukannya baik di peta maupun sebenarnya
di lapangan
Misal titk A (XA, YA) dan titik B (XB,
XB)
·
Dari
titik A kita hitung sudut kompas ke arah objek yang dituju (titik C), dengan
demikian kita akan mendapatkan besar Sudut Peta AC (SPAC)
·
Kemudian
kita berpindah ke titik B, lalu hitung sudut kompas ke arah objek yang dituju,
dengan demikian akan diperoleh besar Sudut Peta BC
(SPBC).
·
Kedua
data tersebut kita gambarkan di peta, di titik A kita buat SPAC sehingga
didapat garis a dan di titik B kita buat SPBC didapat garis b.
·
Titik
potong garis a dan b adalah lokasi objek yang dituju atau titik C (XC, YC)
2.
Resection (mengikat cara ke
belakang) adalah Suatu cara untuk menentukan posisi/kedudukan kita di peta.
Caranya
:
·
Orientasikan
Peta kita
·
Amati
keadaan sekeliling kita cari dua tempat yang dapat kita kenali kedudukannya di
peta dan di lapangan, misalkan titik B
(XB, YB) dan titik C (XC,
YC).
·
Dari
tempat kita berdiri (yang akan kita tentukan posisinya di peta) sebut saja
titik A, kita bidik titik B dan titik C maka akan kita dapat
Sudut Peta AB (SPAB) dan
Sudut Peta AC (SPAC).
·
Hitung
Back Azimuth sehingga didapat SPBA
dan SPCA
·
Dari
titik B gambar sudut
Peta BA sehingga
didapat garis a, dari titik C Sudut Peta CA didapat garis b.
·
Titik
Potong garis a dan b merupakan posisi kita
di peta atau titik A (XA, YA)
ROUTE FINDING
Perencanaan dan
Analisa Perjalanan
Setiap
kegiatan perjalanan atau ekspedisi, baik dengan fasilitas kendaraan maupun
tanpa berkendaraan, dibutuhkan suatu analisa dan perencanaan yang baik dan
matang supaya dapat melakukan kegiatan dengan aman.
Perencanaan
Perjalanan :
·
Identifikasi
dan inventarisir perlengkapan dan perbekalan apa yang harus dipersiapkan sesuai
dengan tujuan dan hasil akhir yang diharapkan
·
Identikasi
mengenai siapa saja yang akan mengikuti perjalanaan tsb
·
Perhatikan
faktor keamanan dan keselamatan baik secara internal maupun eksternal
·
Persiapkan
solusi–solusi alternatif apabila menghadapi dan mengalami suatu rintangan di
perjalanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar